.jpg)
Sekretaris Ditjen Bimas Katolik Albertus Triyatmojo berkesempatan hadir mewakili Plt. Direktur Jenderal Bimas Katolik untuk membuka kegiatan. Dalam arahan pembukaan, Sekretaris mengatakan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama memberikan amanat bahwa moderasi beragama menjadi tanggung jawab seluruh warga negara, bukan hanya milik Kementerian Agama saja. Negara meminta mahasiswa dan mahasiswi sebagai bagian dari ekosistem untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Satuan pendidikan merupakan medium atau wahana yang paling efektif dan strategis untuk membangun atau mentransfer nilai dan pengetahuan,” ujar Sekretaris.
“Sebagai pelopor perlu menguatkan diri, baik di kampus maupun di dunia maya. Kekuatan media luar biasa, mahasiswa-mahasiswi diharapkan bersikap kritis atas informasi yang terkait narasi-narasi kurang positif seperti kekerasan. Narasi yang perlu dikedepankan adalah narasi cinta atau perdamaian,” tegas Sekretaris.
Lebih lanjut, Sekretaris berharap bahwa setiap peserta yang hadir menjadi pelopor, contoh, perintis, dan garda terdepan mengawal hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, terlebih pada prinsip menolak kekerasan secara verbal maupun fisik. Terhadap hal-hal yang seperti ini, mahasiswa/mahasiswi perlu bertindak untuk meluruskannya.
Menutup arahannya, Sekretaris menyampaikan agar mahasiswa-mahasiswi mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan paradigma tentang moderasi beragama agar menjadi pelopor moderasi beragama di mana pun berada.
Peserta kegiatan berjumlah 82 orang yang merupakan pengurus Senat Mahasiswa/BEM yang berasal 22 PTK Katolik. Hadir dalam pembukaan kegiatan, Tim Fasilitator Moderasi Beragama yaitu Anik Farida, Ispawati Asri, Yusuf Setiawan, Siti Uswatun Khasanah, Devi Yonesi, dan Muhamad Djuanda.
Sumber: bimaskatolik.kemenag.go.id