Pelayanan kepada Masyarakat: Pembekalan Prodiakon Paroki Katedral Sta. Maria Penolong Abadi Samarinda

Pada hari Kamis, 17 Juni 2024, di Paroki Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda diadakan pembekalan untuk memperkuat dan memperdalam pengetahuan serta keterampilan para Prodiakon. Acara pembekalan ini merupakan bagian integral dari upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan liturgis dan pastoral di lingkungan paroki Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda.

Pembekalan yang dimulai pukul 09.30 Wita dan berlangsung hingga pukul 15.00 Wita ini diadakan di basement gereja paroki, tempat yang nyaman dan representatif untuk menampung kegiatan pembelajaran intensif ini. Materi yang disampaikan sangatlah beragam dan relevan dengan tugas sehari-hari para Prodiakon. Salah satu dosen yang turut bertanggung jawab dalam memberikan materi adalah RD. Hilario Didakus Nenga Nampar, M.Hum., Lic.Theol.

Menurut RD. Hilario, “Pembekalan hari ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman kita akan tata perayaan liturgis yang digunakan dalam Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya, serta bagaimana kita sebagai Prodiakon dapat berperan secara efektif dalam melaksanakan tugas-tugas pastoral seperti Ibadat Lingkungan, pelayanan Komuni Orang Sakit, dan Ibadat Pemakaman. Ini semua adalah bagian dari peran kita dalam melayani dan membangun umat.”

Lorensius, M.Pd., seorang pengajar dari STKPK Bina Insan yang juga terlibat dalam pembekalan tersebut menambahkan, “Kami berharap bahwa para Prodiakon yang hadir dapat mengambil manfaat maksimal dari pembekalan ini. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperbarui, mereka akan menjadi lebih siap dalam menjalankan tugas mereka sebagai pelayan di gereja paroki ini.”

Peserta dari berbagai kalangan di paroki hadir dengan antusias dalam acara ini, menunjukkan komitmen mereka untuk terus meningkatkan pelayanan mereka kepada umat. Para Prodiakon sendiri menyambut positif inisiatif pembekalan ini, menganggapnya sebagai kesempatan berharga untuk memperdalam iman mereka dan memperkuat komunitas dalam pelayanan gerejawi.

Pembekalan ini tidak hanya berfokus pada aspek teoritis, tetapi juga praktis dengan simulasi dan diskusi tentang situasi-situasi yang dihadapi dalam pelayanan sehari-hari. Hal ini memberikan kesempatan bagi para Prodiakon untuk belajar dari pengalaman praktis dan mendapatkan umpan balik langsung dari para pengajar yang berpengalaman.

Acara tersebut juga diwarnai dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi antarpeserta, menciptakan lingkungan yang mendukung. Di akhir sesi, para peserta diberi waktu untuk merenungkan materi yang telah dipelajari dan untuk bertukar pikiran tentang bagaimana mereka dapat menerapkan pembelajaran tersebut dalam praktik sehari-hari mereka sebagai Prodiakon.*