School of Missionary Animators (SOMA) Mahasiswa STKPK Bina Insan Samarinda

STKPK Bina Insan bersama Biro Nasional KKI menggelar School of Missionary Animators (SOMA) dengan tujuan utama meningkatkan kualitas pendampingan bagi anak-anak SEKAMI di berbagai paroki. Kegiatan ini diadakan selama tiga hari berturut-turut, dimulai pada tanggal 25 Juli hingga 27 Juli 2024. Para mahasiswa yang mengikuti SOMA diberikan bekal khusus dalam hal pelayanan dan pendampingan, yang diharapkan dapat membantu memperkaya pengalaman anak-anak SEKAMI.

Acara ini dipandu oleh RD. Markus Nur Widipranoto, yang juga menjabat sebagai Direktur Diosesan Karya Kepausan Indonesia, serta didukung oleh tim yang berpengalaman dalam bidang pendampingan anak-anak. Para peserta diajak untuk memahami lebih dalam tentang tanggung jawab sebagai animators, serta strategi terbaik dalam memberikan pendampingan yang bermakna bagi anak-anak dan remaja di Paroki mereka.

Kegiatan SOMA tidak hanya menjadi wadah bagi pembelajaran teoritis, tetapi juga memberikan ruang untuk praktik langsung dan refleksi mendalam. Para mahasiswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan interpersonal serta kemampuan komunikasi yang dibutuhkan dalam membangun hubungan yang positif dan mendukung di antara komunitas SEKAMI.

Para peserta diharapkan dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dari SOMA untuk memberikan kontribusi yang lebih berarti dalam mendukung pertumbuhan rohani dan sosial anak-anak SEKAMI. Melalui pembelajaran yang terstruktur dan mentorship langsung, mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang positif di tengah-tengah lingkungan paroki mereka.

Sebagai bagian dari komitmen STKPK Bina Insan dan Biro Nasional KKI dalam mengembangkan kader-kader unggul di bidang pendampingan anak-anak SEKAMI, SOMA diharapkan dapat menjadi titik awal bagi peningkatan kualitas layanan pastoral di tingkat lokal. Dengan demikian, diharapkan pula dapat terbentuk generasi muda yang lebih siap dan mampu dalam memperkuat iman serta keterlibatan aktif dalam kehidupan gerejawi mereka.