- Diposting oleh : Theresia Ping
- pada tanggal : Juli 06, 2025
STKPK Bina Insan - Mahasiswa Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda (STKPK Bina Insan) kembali menggelar kegiatan Live In di Desa Kedang Ipil selama 4 hari, mulai tanggal 3 s.d. 6 Juli 2025. Desa wisata yang kaya budaya dan kehangatan masyarakat ini menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk belajar, hidup bersama warga, serta mengalami secara langsung nilai-nilai kebersamaan, pelayanan, dan sinodalitas. Setibanya di Kedang Ipil, para mahasiswa langsung tinggal bersama keluarga angkat dan mengikuti berbagai aktivitas warga. Salah satu kegiatan rohani yang sangat berkesan adalah doa bersama per kelompok umat. Terdapat sebanyak sembilan lingkungan di stasi ini yang turut terlibat dalam kegiatan Live In mahasiswa.
Foto: Teresia Leoni
Malam doa bersama bertepatan dengan peringatan wajib
Santo Tomas Rasul diwarnai dengan suasana malam yang tidak biasa: hujan deras, petir,
dan mati listrik melanda desa. Meski demikian, semangat umat dan mahasiswa
tidak padam. Kondisi malam yang dingin, jalan yang becek dan gelap seakan menjadi pacuan bagi umat untuk tetap hadir, berbodong-bondong mendatangi rumah yang telah ditetapkan menjadi tempat berkumpul dan berdoa bersama.
“Kami datang dengan baju basah, tapi hati kami hangat
karena kami tahu: Tuhan hadir di tengah kami,” ujar salah satu
umat.
Foto: Heriani Ruruk
Ibadat malam itu dipimpin oleh mahasiswa yang telah
dibekali untuk memimpin ibadat harian, menggunakan buku panduan ibadat kampus.
Doa dipanjatkan bersama untuk umat Kedang Ipil dan seluruh keluarga di sana.
Setelah doa, makan malam bersama disuguhkan oleh keluarga tuan rumah dalam
suasana akrab dan bersahabat.
“Hujan dan gelap tidak bisa memadamkan terang kasih yang kami rasakan malam itu,” ungkap seorang mahasiswa.
Foto: Hairil Lazarus
Mereka duduk bersama di ruang ibadat sederhana, saling menyapa, bercerita, dan menguatkan. Beberapa kelompok tetap berdoa meskipun lampu padam di tengah ibadat. Justru gelap malam menciptakan keheningan dan kekhusyukan yang mendalam.
Kegiatan Live In merupakan bagian nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam pengabdian kepada masyarakat dan pembinaan karakter rohani, namun kegiatan ini bukan sekadar program tinggal bersama umat melainkan kegiatan belajar yang menekankan pengalaman konkret menjadi bagian dari Gereja yang berjalan bersama dalam iman, pengharapan dan kasih.
“Malam yang dingin dan basah justru membawa terang
yang mengikat hati—antara mahasiswa dan umat, antara kampus dan kehidupan
nyata.”
Foto: Viktoria Julianti Siska Ubeq